"Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain. Hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemenhan. Bahkan yang ditawarkan ke Kemenhan itu masih dalam proses research and development approval," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan), Letjen Ediwan Prabowo menegaskan, keputusan memilih persenjataan Multiple Launch Rocket System (MLRS) Avibras asal Brasil, dikarenakan spesifikasi teknologi (spektek) dengan harga kompetitif, bukan sekedar murah.
"Aspek spektek lebih utama dari pada mencari harga murah tapi kurang optimal," kata Ediwan dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12).
Disebutkan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI adalah alutsista yang sudah teruji dan siap digunakan. Karena itu setiap pembelian alutsista selalu disertai dengan uji coba.
"Ini merupakan bagian dari meyakinkan bahwa Alutsista tersebut telah memenuhi persyaratan teknis yang sudah ditetapkan," ucapnya.
Menurutnya, pihak Roketsan sepertinya ingin berpartisipasi dalam penguatan Alutsista TNI. Namun sayangnya, spektek yang mereka miliki belum memenuhi persyaratan.
Pihak Roketsan pernah mengajukan sanggahan dan sanggahan banding kepada pihak Kemenhan. Semuanya sudah dijawab. Setelah itu tidak ada lagi sanggahan. "Tentu mereka harus menerima jawaban itu dengan bijak," katanya.(beritasatu.com)