JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL),
Laksamana TNI Marsetio, mengaku masih kekurangan armada kapal selam
untuk mengamankan wilayah laut Indonesia. Mengingat saat ini, Indonesia
hanya memiliki hanya memiliki dua kapal selam.
Dalam rancangan anggaran alutsista, dianggarkan untuk membeli tiga
kapal selam yang dibangun penuh di Korea Selatan, kerjasama antara PT
Pal dan PT Daewoo Korea Selatan.
Marsetio mengatakan pada 2015 sampai 2019, pihaknya juga telah menganggarkan dua kapal selam, Sehingga pada tahun 2020, Indonesia sudah mempunyai tujuh kapal selam.
"Yang jelas kapal selam punya kemampuan strategis untuk membangun
kekuatan di bawah air, apalagi nanti akan dilengkapi dengan peluru
kendali langsung yang bisa menembak rudal. Sehingga kita punya
keunggulan dan melahirkan 'pride' bagi angkatan laut," jelasnya.
Sementara itu, sambung Marsetio, terkait dengan kesiapan personel,
TNI AL memiliki 61 ribu perajurit, dan akan ditambah 10 ribu, sehingga
nantinya akan berjumlah 71 ribu personel.
"Kita sesuaikan juga dengan alokasi anggaran kita tentunya, kita
tingkatkan sesuai dengan pengadaan alutsista kita. Kekuatan angkatan
laut intinya ada pada armada, berbicara armada itu sendiri ada empat
komponen dasar, yaitu, kapal perang, pesawat udara, marinir dan
pangakalan," tukasnya.
"Diharapkan dengan pengadaan selanjutnya, PT PAL sudah bisa membangun
penuh kapal selam, dalam rencana strategi sampai tahun 2024. untuk
mengamankan laut kita butuh 12 kapal selam, saat ini kita punya dua
kapal selam dan lagi dibangun tiga kapal selam," katanya dalam seminar
Nasional TNI AL, di Balai Samudra, Jakarta Utara Senin (16/12/2014).
(okezone.com)