Presiden akan didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta sejumlah delegasi dalam kunjungan tersebut.
“Kunjungan ke luar negeri Presiden selama tujuh hari memiliki arti strategis bagi kepentingan nasional Indonesia, utamanya di bidang ekonomi,” Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat (30/8).
Teuku Faizasyah mengemukakan, kunjungan Presiden ke Astana, Kazakhstan dilakukan atas undangan Presiden Nursultan Nazarbayev. Kunjungan tersebut merupakan balasan terhadap kunjungan Presiden Nazabayev sebelumnya.
"Selama di Astana, Presiden akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Nazarbayev. Bidang yang akan dibahas antara lain perdagangan dan investasi, pangan dan energi, sosial budaya, dan kerjasama pendidikan," kata Faizasyah di Jakarta, Jumat (30/8).
Presiden juga dijadwalkan akan bertemu dengan PM Kazakhstan Serik Akhmetov dan pelaku bisnis utama Kazakhstan.
Seusai kunjungan ke Astana, Presiden beserta rombongan akan bertolak menuju Warsawa, Polandia. Kunjungan kali ini merupakan yang ketiga kali dilaukan Presiden RI sejak dibukanya hubungan diplomatik pada 1955. Kunjungan pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno tahun 1959 dan yang kedua oleh Presiden Megawati pada tahun 2003.
Selama di Polandia, Presiden dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Polandia, Bronisław Komorowski. Selain itu, juga akan dilakukan pertemuan dengan PM Polandia, Donald Tusk, dan Ketua Senat Polandia, Y.M. Bogdan Borusewicz.
Pada kesempatan kunjungan kenegaraan ini, akan ditandatangani nota kesepahaman di berbagai bidang, diantaranya di bidang perikanan, pertanian, perdagangan, investasi, pertambangan, dan pendidikan. Untuk lebih memfasilitasi interaksi pejabat kedua negara, akan pula ditandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomatik.
Adapun kunjungan terakhir Presiden RI dalam rangkaian lawatan ini adalah St. Petersburg, Rusia guna menghadiri KTT ke-8 G-20. KTT G-20 dibawah Presidensi Federasi Rusia akan membahas empat isu utama (cluster of issues), yakni growth and financial stability, sustainable development for all, growth, jobs, investment; dan growth and trade.
Bersama para pemimpin G-20 lainnya, Presiden Yudhoyono juga akan menghadiri dialog informal G-20 dengan Business 20 (B20) dan Labor 20 (L20). Topik yang akan dibahas dalam dialog tersebut adalah promoting growth and job.