Hari kebangkitan teknologi nasional merupakan salah satu agenda yang
selalu ada di catatan redaksi ARC. Pasalnya, pada acara puncaknya
biasanya dilakukan berbagai pameran hasil capaian teknologi anak bangsa.
Lebih dari pada itu, pada hari itu juga biasanya para petinggi Kemhan,
TNI dan Bumnis berkumpul, sehingga tepat menjadi ajang mencari informasi
terbaru mengenai alutsista Indonesia.
Dimulai dari PT.PAL. Perusahaan galangan kapal plat merah ini kini
tengah sibuk melakukan sea trial Tug Boat pesanan TNI-AL. Lantaran sudah
dalam proses sea trial, maka bisa dipastikan dalam waktu dekat akan
dilakukan serah terima. TNI AL sendiri memesan 2 unit kapal tunda ke
PT.PAL.
Sementara untuk proyek KCR-60M, saat ini proses pengerjaannya telah lebih dari 80%. Dijadwalkan sea trial kapal
cepat ini akan berlangsung pada sekitar bulan November. Namun demikian,
belum bisa dipastikan jenis persenjataan (rudal) maupun sistem tempur
yang akan dicangkokan ke kapal ini. “masih ada sekitar 8 perusahaan yang
ikut tender sistem manajemen tempur. Yang mana yang menang tak masalah
bagi kami untuk mengintegerasikannya”, demikian pernyataan Dirut PT.PAL,
M. Firmansyah.
Sementara dari PT.DI, ARC menemui Direktur Teknologi dan Pengembangan PT.DI, Andi Alisjahbana. Ia menjelaskan, CN-235 Patroli Maritim pesanan TNI-AL telah selesai diujikan. Karenanya dalam waktu dekat, atau minggu-minggu ke depan, akan dilakukan serah terima dari PT.DI ke Kementrian Pertahanan lalu ke TNI-AL. CN-235 Patroli maritim ini juga dipastikan telah lengkap berisikan peralatan deteksi. Bahkan jika diinginkan dipersenjatai pun bisa saja. Jalur perkabelan serta lokasi pylon telah disiapkan.
Sementara untuk program KFX/IFX, PT.DI pun masih optimis. Penundaan yang
terjadi oleh pihak Korea Selatan dimanfaatkan dengan mematangkan desain
serta menyiapkan SDM. Namun, belum bisa dipastikan desain mana yang
akan dipilih dari 2 desain yang ada. Andi Alisjahbana juga mengungkapkan
pilihan mesin KFX/IFX ada 2 pilihan. Yaitu mesin Eurojet EJ-2000 yang
mentenagai Eurofighter atai F-414 yang serupa dengan mesin F/A-18
Superhornet. ”Kedua mesin itu dudukannya sama, tak masalah mesin mana
pun nanti yang dipilih,” Jelas Andi.
Dari matra darat alias Pindad, pada Harteknas kali ini juga ditandatangani kontrak sebanyak 82 unit Panser Anoa. Desain Medium Tank kerjasama dengan Turki pun sudah fix, namun masih perlu ada pengembangan. Desain yang dipakai pun ternyata bikinan desainer Pindad. Selain itu, proyek retrofit AMX-13 pun masih berjalan dan diharapkan pada tahun ini prototype-nya telah selesai. Oya, Pindad juga dipastikan menjadi integerator roket pertahanan dalam negeri alias Rhan.