PR Manager PT Pindad (Persero) Tuning Rudyati mengatakan hal itu dalam obrolan dengan tubasmedia.com di ruang kerjanya, Jumat. ‘’Kami siap memenuhi kebutuhan alat pertahanan kita, asal kami diberi kesempatan,’’ katanya.
Diakui oleh Tuning bahwa salah satu bukti kemampuan Pindad dan sudah teruji di dunia internasional adalah adanya Panser buatan Pindad sebanyak 20 unit di Libabon dan hingga sekarang Panser tersebut masih bertengger di Libanon.
Namun dia katakan produksi Pindad hingga kini masih terbatas, khususnya untuk produk senjata laras panjang. Penyebabnya, mesin untuk memproduksi senapan laras panjang dirasa sangat kurang membuat lini produksi menjadi sangat terbatas.
Menurutnya, ada niat untuk menambah mesin produksi. Akan tetapi mendatangkan mesin produksi senapan tidak segampang memesan mesin pemroduksi produk lain. Pasalnya, mesin pemroduksi senapan adaah mesin khusus dan harrus dipesan secara khusus pula.
Memesan mesin pemroduksi mesin pembuatan senapan menurutnya, paling cepat terealisasi dua tahun yang diimpor dari Belgia. ‘’Jadi untuk menambah kapasitas produksi harus menunggu waktu paling cepat dua tahun,’’ jelasnya.
Menjawab pertanyaan dikatakan kebutuhan senapan laras panjang mencapai 200.000 pucuk setiap tahun dan ini yang harus dilayani belum lagi permintaan pasar internasional seperti permintaan Thailand dan Singapura. Akan tetapi lanjutnya, pasar utama Pindad adalah dalam negeri dalam hal ini TNI.
Ditanya sekitar pengadaan bahan baku senapan laras panjang, dikatakan sepenuhnya masih didatangkan dari luar negeri berupa aluminium, baja dan plastik. ‘’Hampir semuanya kami impor sebab Indonesia belum bisa membuatnya,’’ jelas Tuning.
Tubasmedia