Jakarta
- Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI Purnawirawan
Marciano Norman mengatakan sedang mendalami kasus penyadapan yang
dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia. Ia berharap dua
operator seluler, yakni Indosat dan Telkomsel, mau terus bekerja sama.
"Kami mengharapkan keberpihakan keduanya, Indosat dan Telkomsel, untuk terus membantu kami," kata Marciano ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 24 Februari 2014. Dia juga mengatakan terus berkoordinasi dengan mitra BIN yang ada di Amerika dan Australia terkait penyadapan ini. Namun Marciano enggan membongkar hasil penelusuran terkait kasus penyadapan ini.
Menurut Marciano, negara akan terus memperbarui alat pengamanan, sehingga dapat mencegah penyadapan. Dia juga meminta pengamanan di alur masuk dan keluar data serta informasi. BIN juga menjalin kerja sama dengan lembaga intelejen dan pengamanan lain, seperti Lembaga Sandi Negara.
Dua pekan lalu, New York Times dan Canberra Times melaporkan dugaan penyadapan 1,8 juta pelanggan Telkomsel dan Indosat oleh NSA dan badan intelijen Australia. Laporan ini didasarkan pada bocoran mantan anggota NSA, Edward Snowden, yang menyebutkan ada spionase massal dan pengumpulan data dari dua operator tersebut.
Tulisan tersebut membuat DPR terperanjat serta berencana memanggil Telkomsel dan Indosat. Kalangan pengusaha meminta pemerintah mengusut laporan tersebut. Pemerintah mengancam menutup operator seluler yang terbukti terlibat dalam penyadapan ilegal.
Tempo