BEIJING, – Setidaknya
tiga belas personel pengelola satelit maritim tingkat manajer dari
berbagai instansi di Indonesia mengikuti seminar dan pelatihan
pengelolaan satelit maritim untuk pejabat-pejabat Indonesia di Academy
for International Business Officials (AIBO), Kementerian Perdagangan
RRT.
Sebagaimana
diinformasikan Jurubicara KBRI Beijing Dyah R Andrini kepada
PedomanNEWS melalui email mengatakan dalam kegiatan yang berlangsung
selama satu minggu (21-28 Februari 2014) tersebut para peserta
mempelajari perkembangan dan pengelolaan satelit maritim di RRT yang
nantinya bisa diterapkan bagi kepentingan Indonesia.
Kegiatan
seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim ini disambut dengan
baik oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Beijing, Wisnu Edy
Pratignyo, yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan di kampus AIBO,
Beijing.
Menurut
KUAI KBRI Beijing, seminar dan pelatihan ini memiliki arti sangat
penting dan strategis bagi upaya promosi dan peningkatan hubungan
bilateral RI-RRT secara umum, maupun upaya peningkatan kerjasama di
bidang maritim.
KUAI
KBRI Beijing pun menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini sangat
tepat di tengah upaya Pemerintah RI untuk menyusun kebijakan kelautan
nasional yang kuat, mengembangkan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan memperkuat tata kelola kelautan. Indonesia bisa
belajar pengelolaan satelit maritim dari negara yang lebih
berpengalaman.
“Jadi
belajar pengelolaan satelit maritim ke Tiongkok merupakan salah satu
langkah yang tepat mengingat RRT sudah mapan dalam hal pengelolaan
satelit, bahkan sudah bisa meluncurkan satelitnya sendiri”, ujarnya.
Sementara
itu Wakil Presiden AIBO Zou Chuanming mengemukakan bahwa kegiatan
pelatihan bagi personil Indonesia yang menangani masalah pengelolaan
satelit maritim kali ini merupakan kegiatan kedua, setelah kegiatan
pertama yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Hanya saja kegiatan yang
dilakukan pada Oktober 2013 tersebut merupakan kegiatan yang diikuti
pada level teknis.
Ke
depan, sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan bilateral RI-RRT
diharapkan pelatihan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Harapan untuk terus meningkatkan kerjasama di bidang maritim bukanlah
hal yang mengada-ngada karena isu maritim bisa menjadi sumber kerjasama
yang memperkuat ikatan satu sama lain.
Terlebih
lagi sejak tahun 2012 Indonesia dan Tiongkok telah sepakat membentuk
Komite Kerjasama Maritim (KKM) yang akan merealisasikan dan memajukan
kerjasama maritim antara kedua negara.
Melalui
Komisi Bersama tersebut Indonesia dan Tiongkok dapat membahas
serangkaian bentuk kerjasama di berbagai bidang termasuk di bidang
ketahanan pangan dan energi, antariksa dan pertahanan keamanan, serta
penguatan hubungan antar masyarakat dalam bidang pendidikan, pariwisata,
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan penelitian ilmiah dua
satwa langka yang berasal dari masing-masing negara yaitu Komodo dan
Panda.
Dan
seperti disampaikan Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Beijing, Aris Heru
Utomo, berbagai kerjasama maritim RI-RRT sebelumnya sudah pernah
dilakukan seperti kerjasama pelatihan bagi operator kapal penyedia jasa
lalu lintas (vessel traffic services) di selat Lombok dan Sunda.
Pelatihan
tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan personil dalam
menjaga kepentingan Indonesia di jalur komunikasi dan perdagangan laut.
Selain itu, RRT juga ikut membantu penggantian alat-alat navigasi yang
rusak akibat tsunami di tahun 2006, bersama-sama membentuk Pusat Iklim
dan Kelautan RI-RRT dan mengembangkan satelit keamanan laut bersama.
Rhesa Ivan Lorca
pedoman