Pages

Wednesday, 26 February 2014

Indonesia Belajar Satelit Maritim Hingga ke Negeri Tiongkok

altBEIJING,  – Setidaknya tiga belas personel pengelola satelit maritim tingkat manajer dari berbagai instansi di Indonesia mengikuti seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim untuk pejabat-pejabat Indonesia di Academy for International Business Officials (AIBO), Kementerian Perdagangan RRT.
Sebagaimana diinformasikan Jurubicara KBRI Beijing Dyah R Andrini kepada PedomanNEWS melalui email mengatakan dalam kegiatan yang berlangsung selama satu minggu (21-28 Februari 2014) tersebut para peserta mempelajari perkembangan dan pengelolaan satelit maritim di RRT yang nantinya bisa diterapkan bagi kepentingan Indonesia.
Kegiatan seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim ini disambut dengan baik oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Beijing, Wisnu Edy Pratignyo, yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan di kampus AIBO, Beijing.
Menurut KUAI KBRI Beijing, seminar dan pelatihan ini memiliki arti sangat penting dan strategis bagi upaya promosi dan peningkatan hubungan bilateral RI-RRT secara umum, maupun upaya peningkatan kerjasama di bidang maritim.
KUAI KBRI Beijing pun menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini sangat tepat di tengah upaya Pemerintah RI untuk menyusun kebijakan kelautan nasional yang kuat, mengembangkan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperkuat tata kelola kelautan. Indonesia bisa belajar pengelolaan satelit maritim dari negara yang lebih berpengalaman.
“Jadi belajar pengelolaan satelit maritim ke Tiongkok merupakan salah satu langkah yang tepat mengingat RRT sudah mapan dalam hal pengelolaan satelit, bahkan sudah bisa meluncurkan satelitnya sendiri”, ujarnya.
Sementara itu Wakil Presiden AIBO Zou Chuanming mengemukakan bahwa kegiatan pelatihan bagi personil Indonesia yang menangani masalah pengelolaan satelit maritim kali ini merupakan kegiatan kedua, setelah kegiatan pertama yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Hanya saja kegiatan yang dilakukan pada Oktober 2013 tersebut merupakan kegiatan yang diikuti pada level teknis.
Ke depan, sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan bilateral RI-RRT diharapkan pelatihan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Harapan untuk terus meningkatkan kerjasama di bidang maritim bukanlah hal yang mengada-ngada karena isu maritim bisa menjadi sumber kerjasama yang memperkuat ikatan satu sama lain.
Terlebih lagi sejak tahun 2012 Indonesia dan Tiongkok telah sepakat membentuk Komite Kerjasama Maritim (KKM) yang akan merealisasikan dan memajukan kerjasama maritim antara kedua negara.
Melalui Komisi Bersama tersebut Indonesia dan Tiongkok dapat membahas serangkaian bentuk kerjasama di berbagai bidang termasuk di bidang ketahanan pangan dan energi, antariksa dan pertahanan keamanan, serta penguatan hubungan antar masyarakat dalam bidang pendidikan, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan penelitian ilmiah dua satwa langka yang berasal dari masing-masing negara yaitu Komodo dan Panda.
Dan seperti disampaikan Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Beijing, Aris Heru Utomo, berbagai kerjasama maritim RI-RRT sebelumnya sudah pernah dilakukan seperti kerjasama pelatihan bagi operator kapal penyedia jasa lalu lintas (vessel traffic services) di selat Lombok dan Sunda.
Pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan personil dalam menjaga kepentingan Indonesia di jalur komunikasi dan perdagangan laut. Selain itu, RRT juga ikut membantu penggantian alat-alat navigasi yang rusak akibat tsunami di tahun 2006, bersama-sama membentuk Pusat Iklim dan Kelautan RI-RRT dan mengembangkan satelit keamanan laut bersama.
Rhesa Ivan Lorca


pedoman