Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan negaranya sedang menjajaki kerjasama militer dengan Indonesia. Termasuk transfer teknologi yang berkaitan dengan peralatan militer.
"Rusia dan Indonesia mempunyai sejarah panjang dalam kerjasama militer dan kami yakin masa depan kooperasi di bidang tersebut akan sangat cerah," kata Rogozin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Rogozin yang bertemu Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro pagi tadi menolak memaparkan secara spesifik bentuk kerjasama militer yang akan dilakukan antarkedua negara.
"Kerjasama militer adalah isu sensitif. Dan kami belum siap membuka hal ini ke publik," kilah Rogozin.
Namun Rogozin menyebut kerjasama militer yang sedang dijajaki negaranya itu mencakup pengalihan teknologi alat utama sistem pertahanan.
"Kami saat ini sedang melakukan modernisasi sistem persenjataan sehingga jauh lebih unggul dari negara-negara Eropa lain. Dengan demikian, kerjasama militer ini akan semakin memperkuat pertahanan Indonesia," jelas Rogozin.
Rogozin menyatakan penguatan kerjasama dengan Indonesia adalah bagian dari strategi besar dalam reorientasi politik luar negeri Rusia ke arah Asia Pasifik.
"Agenda politik luar negeri Rusia akan diprioritaskan di Asia Pasifik karena di kawasan inilah masa depan dunia akan ditentukan," ucap dia.
Selain bertemu Presiden SBBY, Rogozin juga bertemu sejumlah pejabat dan kelompok bisnis di Indonesia. Antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa dan perwakilan Kantor Dagang dan Industri untuk membahas peningkatan kerjasama di bidang infrastruktur, perdagangan, serta investasi.
Kedua belah pihak merasa perlu memperkuat kerja sama ekonomi karena total nilai perdagangan Indonesia-Rusia pada 2013 lalu mencapai US$ 5 miliar.
Sebagai bentuk dari besarnya potensi kerjasama ekonomi antara kedua negara, pihak PT Garuda Indonesia pada kuartal keempat 2014 ini akan membuka penerbangan langsung Jakarta-Moskow.
Selain itu, Rusia pada tahun ini juga akan mengerjakan sejumlah proyek besar di Indonesia. Di antaranya pembangunan jaringan kereta api di Kalimantan untuk mengangkut batu bara di wilayah tersebut. (Ant/Ali/Eks)
Liputan 6