Pada hari Jumat, India berhasil menguji tembak rudal jelajah subsonik berkemampuan nuklir "Nirbhay" buatan dalam negeri. Rudal yang memiliki jangkauan antara 700-1.000 kilometer ini diharapkan akan menjadi alat pengirim hulu ledak nuklir sebagai bagian dari strategi pencegahan India.
Nirbhay, seperti halnya dengan rudal-rudal buatan India lainnya, dikembangkan oleh Defence Research and Development Organization (DRDO) India di laboratorium Aeronautical Development Establishment (ADE) di Bangalore. Dengan jangkauan tertinggi sekitar 1.000 kilometer, Nirbhay memang bukan rudal jarak jauh antar benua seperti rudal Agni-V, namun yang menjadi karakteristik pembeda dari rudal India lainnya adalah tingkat manuvernya yang tinggi. Ini merupakan ciri khas dari rudal jelajah seperti halnya rudal Tomahawk Amerika Serikat yang sangat efektif selama Perang Teluk.
Selama peluncuran Jumat, Nirbhay terbang total sejauh 1.050 kilometer dan memukul target yang ditetapkan dengan akurasi 5-6 meter. Kedepan, Nirbhay diharapkan akan mampu mencapai akurasi 1-2 meter.
Tidak seperti rudal lainnya, Nirbhay memiliki sayap dan ekor. Setelah peluncuran vertikal dan Nirbhay mencapai ketinggian 100 meter, booster dilepaskan, lalu rudal terbang secara horizontal dengan mengembangkan sayapnya seperti pesawat terbang. Di saat yang sama, mesin turboprop menghentak dan memberikan dorongan untuk terbang di kecepatan Mach 0,8 pada ketinggian 5 kilometer.
Nirbhay (dalam bahasa Inggris berarti "fearless") diberikan tambahan kemampuan untuk terbang di ketinggian yang lebih tinggi, kontrol dan bimbingan yang baik, tingkat akurasi yang tinggi, teknik mengelak dari radar (seperti terbang di ketinggian pepohonan) yang membuatnya sulit dideteksi dan diintersep. Sumber-sumber militer India mengkonfirmasi kepada media bahwa Nirbhay mampu terbang serendah 5 meter, bahkan mampu "melayang-layang" di sekitar target, menyerang dari segala arah sementara menentukan titiknya saat terbang.
Dengan jangkauan efektif lebih dari 700 kilometer, Nirbhay membuat India mampu untuk menyerang jauh ke dalam wilayah musuh. Menempatkan
Pakistan dan China berada dalam jangkauan. Rudal yang berdimensi
panjang 6 meter, diameter 0,52 meter, dan rentang sayap 2,8 meter ini
juga memiliki keunggulan lainnya, yaitu sangat mudah dimobilisasi yaitu
mampu diluncurkan dari peluncur bergerak, seperti truk.
Nirbhay pertama kali diuji coba pada 12 Maret 2013, namun uji coba tersebut dianggap gagal. Rudal harus dihentikan di tengah jalan karena melenceng dari jalurnya sekitar 20 menit setelah peluncuran dan tidak memenuhi parameter yang diinginkan.
Selain versi darat, Nirbhay juga akan dikembangkan untuk diluncurkan
dari kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Untuk versi udara,
Nirbhay akan dipecat dari Su-30MKI, namun ukurannya akan lebih kecil
karena tidak lagi menggunakan booster.
Kemunculan Nirbhay tepat bersamaan niat India untuk membangun triad
nuklir (nuklir dari darat, laut dan udara). Awal tahun ini, India
berhasil menguji coba rudal balistik "K-4" dari kapal selam (SLBM).
Tahun lalu, INS Arihant,
kapal selam nuklir pertama yang dibangun India, juga sudah memulai uji
coba di laut. Baik Arihant dan ICBM Agni-V direncanakan akan masuk
layanan tahun depan.