Jakarta - Satuan Komando Pasukan Khusus atau Kopassus
TNI AD kebanjiran permintaan untuk melatih tim khusus regu tembak dari
negara-negara tetangga ASEAN. Permintaan ini berdatangan setelah TNI AD
sukses mengukir prestasi gemilang di kompetisi tahunan Asean Armies
Rifle Meet (AARM) ke-24 yang berlangsung di Vietnam.
Kompetisi itu diikuti 10 negara yakni Indonesia, Thailand, Philipina, Brunei, Vietnam, Singapura, Myanmar, Malaysia, Kamboja, dan Laos.
Kontingan Indonesia yang tiba di tanah air pada Minggu 30 November lalu, menyabet 9 dari 15 trophy. Mereka juga berhasil membabat lebih dari separuh medali emas yang tersedia, yakni 29 dari 45 medali emas.
Indonesia membawa kontingen yang berjumlah 60 orang. Semuanya merupakan anggota TNI AD, dan 37 orang di antaranya berasal dari satuan Kopassus. Kontingen ini dipimpin oleh Mayor Infantri Faisal Izudin.
"Di lapangan juara umum. Negara-negara lain atau penyelenggara sendiri datang meminta pelatih Kopassus untuk melatih (menembak). Ada Brunei dan Myanmar," ujar Asisten Intelijen Danjen Kopassus, Kolonel Inf. I G Putu Danny, saat ditemui Liputan6.com di Mako Kopasus, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (7/12/2014).
Menurut Putu Danny, bukan kali ini saja beberapa negara di ASEAN meminta Kopassus melatih mereka menembak. Bahkan, lanjut Danny, beberapa negara yang telah dilatih Kopassus sudah bisa meraih emas di ajang bergengsi militer ASEAN itu.
"Dulu mereka susah untuk dapat medali. Tapi semenjak 2 periode mereka ikutan dilatih, mereka sudah bisa dapat medali. Prajurit khusus di Asia Tenggara, 911 pasukan khusus Filiphina, juga ikut jam master di Kopassus," jelas Putu Danny seraya menunjukkan alat-alat tempur Kopasus.
Setiap acara tersebut, Putu Danny menjelaskan, Kopassus terus melahirkan para jagoan atau penembak jitu baru. Ini karena setiap angkatan baru, lanjut Putu Danny, diberi kesempatan mengikuti latihan yang digelar kurang lebih 6 bulan di tempat khusus.
Tak heran jika militer negara-negara tetangga juga berebut untuk dilatih Kopassus. Selain itu, mereka juga terus memantau Pindad. Tak jarang, sambung Putu Danny, mereka sangat ingin tahu dan mencontek senjata yang digunakan Kopassus.
"Kasad di Thailand kunjungan kemari ya untuk mengetahui senjata SS2. SS2 ada yang digunakan untuk materi rivel atau menembak jarak 100 meter biasa disebut karaben," tutur Putu Danny. Saat di AARM, ujar dia, 2 kelas karaben dan senapan Kopassus mendominasi peraihan medali.
Karena itu dia berharap, agar Pindad bisa mengupgrade pistol dan machine game. "Tertarik sama Pindad, sebetulnya Pindad bisa improve ke depan," tutup Putu Danny.
Dalam pegelaran alat tempur di halaman Mako Kopassus, satuan baret merah memamerkan beberapa kendaraan tempurnya. Seperti Bush Madter, Caspier, dan Komando. (Liputan6.com)
Kompetisi itu diikuti 10 negara yakni Indonesia, Thailand, Philipina, Brunei, Vietnam, Singapura, Myanmar, Malaysia, Kamboja, dan Laos.
Kontingan Indonesia yang tiba di tanah air pada Minggu 30 November lalu, menyabet 9 dari 15 trophy. Mereka juga berhasil membabat lebih dari separuh medali emas yang tersedia, yakni 29 dari 45 medali emas.
Indonesia membawa kontingen yang berjumlah 60 orang. Semuanya merupakan anggota TNI AD, dan 37 orang di antaranya berasal dari satuan Kopassus. Kontingen ini dipimpin oleh Mayor Infantri Faisal Izudin.
"Di lapangan juara umum. Negara-negara lain atau penyelenggara sendiri datang meminta pelatih Kopassus untuk melatih (menembak). Ada Brunei dan Myanmar," ujar Asisten Intelijen Danjen Kopassus, Kolonel Inf. I G Putu Danny, saat ditemui Liputan6.com di Mako Kopasus, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (7/12/2014).
Menurut Putu Danny, bukan kali ini saja beberapa negara di ASEAN meminta Kopassus melatih mereka menembak. Bahkan, lanjut Danny, beberapa negara yang telah dilatih Kopassus sudah bisa meraih emas di ajang bergengsi militer ASEAN itu.
"Dulu mereka susah untuk dapat medali. Tapi semenjak 2 periode mereka ikutan dilatih, mereka sudah bisa dapat medali. Prajurit khusus di Asia Tenggara, 911 pasukan khusus Filiphina, juga ikut jam master di Kopassus," jelas Putu Danny seraya menunjukkan alat-alat tempur Kopasus.
Setiap acara tersebut, Putu Danny menjelaskan, Kopassus terus melahirkan para jagoan atau penembak jitu baru. Ini karena setiap angkatan baru, lanjut Putu Danny, diberi kesempatan mengikuti latihan yang digelar kurang lebih 6 bulan di tempat khusus.
Tak heran jika militer negara-negara tetangga juga berebut untuk dilatih Kopassus. Selain itu, mereka juga terus memantau Pindad. Tak jarang, sambung Putu Danny, mereka sangat ingin tahu dan mencontek senjata yang digunakan Kopassus.
"Kasad di Thailand kunjungan kemari ya untuk mengetahui senjata SS2. SS2 ada yang digunakan untuk materi rivel atau menembak jarak 100 meter biasa disebut karaben," tutur Putu Danny. Saat di AARM, ujar dia, 2 kelas karaben dan senapan Kopassus mendominasi peraihan medali.
Karena itu dia berharap, agar Pindad bisa mengupgrade pistol dan machine game. "Tertarik sama Pindad, sebetulnya Pindad bisa improve ke depan," tutup Putu Danny.
Dalam pegelaran alat tempur di halaman Mako Kopassus, satuan baret merah memamerkan beberapa kendaraan tempurnya. Seperti Bush Madter, Caspier, dan Komando. (Liputan6.com)