Awalnya, KCR Klewang Class yang seri perdananya KRI Klewang 625 akan dipasangkan rudal anti kapal buatan Cina, C-705. Namun, karena platform dan teknologi sensor serta lambungnya mengadopsi besutan Saab, maka kemudian sistem senjata dan radar pun akhirnya mencomot produk yang dibuat oleh Saab. Untuk rudal anti kapal, KCR Klewang Class akan dibekali 4 unit peluncur rudal RBS-15 MK3 pada tiap kapal. Seperti halnya rudal Exocet MM38/MM40, rudal C-802, dan rudal C-705, RBS-15 diluncurkan dengan pola menyamping, bukan VLS (vertical launch system) seperti rudal Yakhont di Van Speijk Class TNI AL.
Dari kategori, RBS-15 adalah rudal multi platform, artinya dapat diluncurkan dari kendaraan di darat (truk), aneka jenis kapal perang, dan pesawat tempur. Meski varian perdananya lebih muda dari MM38 Exocet, namun RBS-15 MK1 sudah mulai digunakan AL Swedia pada tahun 1984. Kini yang bakal diadopsi TNI AL adalah varian terbaru dan paling canggih, RBS-15 MK3. Dari spesifikasi, RBS-15 MK3 masuk kelas rudal jelajah yang pola operasinya fire and forget.
Untuk varian yang diluncurkan dari kapal perang, RBS-15 MK3 bisa dipasang mulai dari kelas frigat, korvet, sampai level kapal cepat. Salah satu kemudahan yang ditawarkan adalah kemudahan dalam integrasi ke CMS (combat management system) dan dapat dioperasikan secara stand alone, atau bisa juga secara full integrated architecture.
Sebagai rudal anti kapal berkemampuan jelajah, RBS-15 MK3 bisa bekerja dengan pola beyond the horizon operation, pasalnya jangkauan rudal ini bisa tembus diatas 200 Km. Untuk melibas sasaran di balik cakralawa, RBS-15 MK3 dapat bermanuver diantara beberapa pulau, hal ini berkat sokongan teknologi navigasi 3D multiple waypoint. Dengan multiple waypoint, menjadikan arah dan alur gerakan rudal lebih sulit terdeteksi oleh lawan.
Meski berasal dari lingkungan produksi yang berhawa dingin di Swedia, tapi Saab merancang rudal ini untuk dapat beroperasi optimal dalam cuaca panas dengan suhu gurun di kisaran 40 derajat Celcius. Juga tak ada kesulitan untuk meluncur dalam cuaca dingin dan berkabut dengan suhu -22 derajat Celcius.
Untuk meluncur ke sasaran, RBS-15 mengandalkan seeker berupa high resolution active radar Ku band dan radar altimeter, sementara untuk setup navigasi menggunakan kombinasi GPS (Global Positioning System) dan INS (Inertial Navigation System). Untuk memburu sasaran, RBS-15 MK3 mengusung kecepatan subsonic 0,9 Mach. Untuk urusan bobot, RBS-15 MK3 terbilang bongsor dengan panjang 4,35 meter, dan berat rudal saat mengudara yakni 630 Kg, sementara berat jika dihitung dengan booster mencapai 800 Kg.
Dapur pacu rudal ini ditenagai mesin TR60-5 variable thrust turbo jet buatan Microturbo (Turbomeca). Karena menggunakan mesin jet, maka sudah keharusan bila rudal ini dilengkapi fuselage dengan diameter lubang 0,5 meter. Dalam skema operasi, saat pertama lepas dari peluncur, rudal akan dibantu oleh dua booster motor. Saat keluar dari tabung peluncur, sirip rudal dalam keadaan terlipat, sesaat setelah mengudara sirip akan mengembang dengan lebar 1,4 meter.
Untuk mengelak dari pendeteksian, RBS-15 MK3 dirancang untuk tidak mudah terendus penjejak dari infra red dan radar cross section. Saab juga telah mempersiapkan RBS-15 MK3 bila menghadapi chaff yang ditebar kapal sasaran, plus dapat menangkal jammer aktif, decoy, serta perangkat perang elektronik lainnya. Sistem komputernya dapat mengatur kerja sensor untuk menghadapi situasi tak terduga lewat missile engagement planning system (MEPS). Semisal untuk menghindari terjangan kanon CIWS (Close In Weapon System), rudal akan bermanuver tinggi dan melaju secara sea skimming (terbang rendah di atas permukaan laut). Hulu ledak yang dibawa seberat 200 Kg HE (High Explosive) fragmented warhead.
Selain digunakan AL Swedia, RBS-15 MK3 saat ini telah digunakan oleh AL Jerman, AL Finlandia, dan AL Polandia. Di AL Swedia, RBS-15 MK3 sudah terpasang di korvet stealth Visby Class. Sedangkan AL Jerman sejak tahun 2005 memasang RBS-15 MK3 di korvet K130, dan AL Polandia memasang rudal ini di kapal cepat Orkan Class. Dalam paket jualnya, pihak Saab menjamin dukungan service hingga usia pakai 30 tahun. Bila RBS-15 MK3 jadi digunakan TNI AL, maka Indonesia menjadi pasar pertama rudal ini di Asia.
Selain bakal diadopsi untuk KCR Klewang Class, RBS-15 MK3 kabarnya juga akan diproyeksikan untuk dapat diluncurkan pada platform Bonefish USV (Unmanned Surface Vessel). Meski dibekali beragam sensor dan kemampuan jelajah yang cukup meyakinkan, sayang kecepatan rudal ini belum masuk level supersonic.
Spesifikasi RBS-15 MK3
- Length : 4,35 meter
- Fuselage diameter : 0,50 meter
- Wingspan : 1,4 meter
- Weight (in flight) 630 kg
- Weight (w. boosters) 800 kg
- Seeker : Active radar
- Speed : 0,9 Mach (subsonic)
- Range : >200 km
- Trajectory : Multiple 3D waypoints