Pages

Saturday, 13 December 2014

Ratusan Kapal Ilegal di Laut Aru di Deteksi TNI AU

TRIBUN BATAM/ ARGIANTO DA NUGROHO Kapal milik nelayan asing ditenggelamkan TNI AL, di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014). Sebanyak tiga kapal Vietnam yang ditangkap TNI AL ditenggelamkan sebagai sikap tegas pemerintah Indonesia terhadap aksi pencurian ikan yang merugikan negara hingga Rp 300 triliun per tahun.


JAKARTA,Pesawat intai milik TNI Angkatan Udara Boeing 737 AI-7302 berhasil mendeteksi ratusan kapal pelaku penangkapan ikan secara ilegal yang beraktivitas di Laut Aru, Senin (8/12/2014). Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto di Jakarta, Selasa, mengatakan, pesawat yang dilengkapi dengan kemampuan foto udara tersebut diterbangkan atas permintaan Kemenko Kemaritiman yang menduga banyaknya penangkapan ikan secara ilegal di perairan tersebut.

Menurut dia, Boeing 737 tersebut diterbangkan ke sasaran dengan rute Merauke-Laut Arafuru-Merauke dengan nama operasi "Sayap Maleo 2014", dan berhasil merekam kegiatan kapal-kapal itu di perairan Laut Aru.

Pesawat intai yang dipiloti oleh Kapten Pnb Hendro Sukadani tersebut, kata dia, menangkap obyek ratusan kapal ukuran besar tengah melakukan aktivitas mencurigakan. Setelah mengidentifikasi secara visual, terlihat bahwa kapal-kapal tersebut menggunakan bendera Merah Putih untuk menyamarkan identitasnya.
"Identifikasi dan hasil foto target kapal tersebut segera dilaporkan ke Kemenko Kemaritiman untuk tindakan selanjutnya," ucap Hadi.

Di tempat terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun mengaku tak gentar menghadapi kapal-kapal pencuri ikan walau bentuknya besar, dan yakin bahwa TNI mampu menenggelamkannya.
"Mau sebesar apa pun (kapalnya) kalau maling ya diselesaikan. Kalau mencuri terus, tidak ada surat-surat, kemudian berulang kali diingatkan, dilepaskan mencuri lagi, ya ditenggelamkan saja," tekan Ryamizard seusai acara pengangkatannya sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir di Bumi Marinir, Cilandak, Jaksel, Selasa.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa sebelum kapal asing pencuri ikan ditenggelamkan, awak-awak kapal tersebut terlebih dahulu dievakuasi.

"Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang salah kaprah dengan menilai kapal pencuri ikan ditenggelamkan bersama awak kapalnya," tuturnya.
Ia yakin kekuatan kemaritiman Indonesia melebihi negara-negara tetangga sehingga bisa menanggulangi pencurian ikan.

"Kapal kita cukup dibanding negara tetangga. Kita kan nomor 19 di seluruh dunia, nomor 9 di Asia Pasifik. Berarti kan di negara tetangga, kita yang baik saat ini. Tentara dibuat untuk menjaga kedaulatan. Diberdayakan, harus. Ingat ya, di dunia ini ada 3 negara besar yang punya marinir kuat, salah satunya Indonesia," sambung Ryamizard.

Menhan mengatakan akan terus meningkatkan keamanan kemaritiman Indonesia, mengingat perairan Indonesia yang sangat luas sehingga banyak sekali terjadi pencurian ikan oleh nelayan-nelayan negara tetangga.

"(Keamanan kemaritiman Indonesia) ke depan juga pasti, setiap tahun pasti ditingkatkan, pasti dimodernisasi, pasti itu, karena itu tugas kita. Hampir seluruhnya (perairan Indonesia rawan pencurian ikan), terutama di bagian Timur. Indonesia Timur itu lautnya mampu menghidupi separuh penduduk dunia. Bayangkan, begitu banyak ikannya," tutur Ryamizard.

Terkait kapal-kapal milik nelayan Vietnam yang diledakkan oleh TNI AL beberapa waktu lalu, Ryamizard memastikan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Vietnam masih tetap baik.
Peledakan kapal dilakukan sebagai tindakan hukum atas pelanggaran oknum nelayan di wilayah Indonesia, bukan terhadap pemerintahnya.

"Kita tetap bersahabat dengan Vietnam, dengan siapa saja negara-negara ASEAN. Ikatan ASEAN tetap harus kuat. Akan tetapi, namanya maling, jangankan Vietnam, orang kita sendiri kalau maling ya ditangkap," ujarnya.( KOMPAS.com )