Penelitian diberi judul "Stab Resistant and Ballistic Vest Made From Coconut Fiber" itu berhasil meraih medali perak untuk bidang rekayasa teknologi. Idea awalnya, mereka berkisah, adalah keprihatinan melihat limbah serabut kelapa yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Memang, ini bukan rompi antipeluru konvensional yang beratnya bisa mencapai delapan kilogram. Rompi yang mereka ciptakan hanya seberat tiga kilogram. Menariknya, mereka berhasil mengganti material baja yang digunakan sebagai perisai peluru dengan bahan ramah lingkungan, yaitu serabut kelapa.
M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama, kedua pembuat rompi itu, membawa hasil penelitiannya tersebut pada ajang "2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014".
"Setelah kami belajar dari literatur, ternyata diketahui bahwa serabut kelapa ini cukup kuat, termasuk dalam menahan peluru," kata Iqbal.
Murah dan cepat
Penelitian ini mereka lakukan selama enam bulan. Untuk menghasilkan lempengan kuat serabut kelapa ini, mereka mencampurkan bahan utama dengan fiber glass dan lem. Biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan lempengan ini cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu yang singkat, hanya satu hari.
"Setiap satu lempeng hanya membutuhkan biaya Rp 800.000. Bandingkan dengan rompi antipeluru konvensional yang dijual dengan harga lebih dari Rp 2 juta. Jika dibandingkan dengan rompi antipeluru baja memang produk kami lebih mahal, tetapi jauh lebih ringan," kata Iqbal.
Untuk menguji ketahanan lempeng serabut kelapa terhadap peluru, mereka mencoba menembakkan peluru menggunakan senjata jenis M-1911 Kaliber 0,45 inci dengan jarak 5 meter.
"Hasilnya, peluru terpantul," kata Kevin.
Iqbal dan Kevin mengaku, rompi antipeluru yang mereka ciptakan membutuhkan penelitian-penelitian lanjutan, karena masih dalam bentuk purwarupa 15 cm x 15 cm dengan ketebalan 1,35 cm. Iqbal mengatakan, dukungan pemerintah sangat diharapkan, sehingga pada saatnya nanti dapat dimanfaatkan oleh kementerian yang menangani bidang pertahanan dan kemiliteran.
Rompi antipeluru tersebut merupakan pengembangan dari penelitian yang mereka bawa dalam Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) yang berlangsung pada pertengahan Februari 2014. Saat itu lempengan serabut kelapa yang mereka ciptakan masih dapat tertembus peluru sedalam 2 cm yang ditembakkan dari senjata sejenis revolver.(KOMPAS.com )