Luasnya wilayah Indonesia yang berbatasan dengan sejumlah negara di wilayah darat dan laut memerlukan pengelolaan perbatasan yang komprehensif, baik pengelolaan dalam lingkup keamanan dan penegakkan hukum, serta pengelolaan perbatasan yang secara administratif terencana dan kebijakan pembangunan wilayahnya dapat berjalan secara sinkron antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang menaungi kota atau wilayah perbatasan tersebut.
Hal ini sangat diperlukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan sejumlah persoalannya yang terkait dengan isu perbatasan. Dalam rangka pengamanan dan menjaga keutuhan NKRI maka prajurit-prajurit TNI mendapat kehormatan untuk bertugas di wilayah tersebut.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para prajurit yang melaksanakan penugasan di wilayah pesisir pantai adalah kurangnya ketersediaan air bersih. Padaha air bersih merupakan kebutuhan paling penting untuk menunjang aktivitas makhluk hidup. Kurangnya ketersediaan air bersih secara kuantitatif disebabkan 97 % air di bumi merupakan air laut, sehingga dengan kadar garam sekitar 35000 mg/l menyebabkan air tersebut tidak dapat langsung dipergunakan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.
Mencermati keadaan ini peneliti-peneliti dari Subdismatum Dislitbangad segera tanggap,untuk membuat rekayasa berkaitan dengan kebutuhan prajurit yang melaksanakan tugas di wilayah pesisir pantai perbatasan. Dengan menggunakan teknologi yang berkembang, maka diciptakanlah “Ran-cang bangun instalasi pengolah air laut/asin menjadi air siap minum dengan sistem Reverse Osmosis (RO) kapasitas 3.500 s/d 5.000 liter/hari “
Diharapkan dengan terciptanya alat ini secara mobil maka akan apat memenuhi kebutuhan air bersih bagi prajurit yang melaksanakan penugasan di wilayah pesisir pantai perbatasan, dan secara luas alat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah pesisir pantai karena alat ini benar-benar dibutuhkan oleh mereka.
Alat Penjernih Air Reverse Osmosis System.
Keuntungan dan keunggulan
IPA RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air payau/asin yaitu:
- Energi yang relatif hemat. Konsumsi energi IPA RO relatifrendah untuk kapasitas kecil, yaitu sekitar antara 8 – 9 kWh untuk air baku dengan TDS 35.000 ppm dan 9 – 11 kWh untuk TDS 42.000 ppm (kapasitas produksi 10 – 20 m3/hari).
- Hemat Ruangan. Sebagai contoh, untuk IPA RO dengan kapasitas kecil (5 – 10 m3/hari), seluruh komponen sistem tersebut hanya membutuhkan luas ruangan sekitar 6 – 10 m2.
- Mudah dalam pengoperasian karena pengendalian operasi terpusat pada satu panel yang kecil dan sederhana.
- Kemudahan untuk menambah kapasitas.
- Produksi airnya dapat langsung diminum, tanpa dimasak terlebih dahulu.
- IPA RO mudah dipindahkan ke lokasi lain (ada yang terpasang dalam unit mobil RO atau kontainer).
- Biaya produksi air minum bila dibandingkan dengan air mineral dalam kemasan adalah jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp. 15,- per liter.
Meskipun IPA RO tersebut mempunyai banyak keuntungan, akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Di dalam pengelolaan IPA RO diperlukan biaya operasional dan perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan bakar, pengganti media penyaring, service komponen peralatan dan upah tenaga operator.
Peruk