MAGELANG — Pemerintah akan mengundang ahli dari Rusia untuk me-review ulang kinerja semua helikopter yang dimiliki negara, termasuk helikopter Mi-17. Langkah ini dilakukan untuk lebih mengenal karakter setiap jenis helikopter hingga dapat menghindari hal buruk, seperti kecelakaan.
Demikian dituturkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (16/11).
Pada Sabtu, sebuah helikopter Mi-17 milik TNI Angkatan Darat jatuh di Long Pujungan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Sebanyak 14 orang tewas dalam peristiwa itu.
Purnomo mengatakan, review tentang kinerja pesawat dan helikopter juga telah dilakukan oleh TNI AD. Dari review tersebut diketahui, Mi-17 yang jatuh di Malinau dalam kondisi bagus, tanpa ada masalah teknis, dan penyebab kecelakaan diduga terseret oleh pusaran angin.
Sebelum kecelakaan di Malinau, Purnomo mengatakan helikopter Mi-17 berfungsi baik, Untuk menjalankan tugas misi perdamaian di Kongo misalnya, PBB bahkan sering kali meminta pasukan dari Indonesia memakai helikopter Mi-17.
Sejumlah helikopter Mi-17 TNI AD saat ini dioperasikan untuk membantu misi PBB di Kongo sebelah timur. Helikopter TNI AD tersebut merupakan bagian dari Skuadron 21 SENA yang bermarkas di Pangkalan Udara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman menjanjikan, tahun 2014, semua heliopter Mi-17 akan dilengkapi dengan radar buatan dalam negeri. Radar itu dibuat di Bandung oleh perusahaan swasta yang biasa memasok radar bagi Lockheed Martin, sebuah industri pesawat tempur dan senjata di Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pilot Helikopter Indonesia (APHI) Kapten Imanuddin Yunus memuji langkah Kementerian Pertahanan mengundang tenaga ahli Rusia untuk membantu investigasi jatuhnya helikopter Mi-17. Dalam penerbangan sipil ada rekaman percakapan dan rekaman penerbangan pesawat atau helikopter, yang dijadikan dasar investigasi sebuah kecelakaan penerbangan.
"Bagus sekali kalau mendatangkan pakar dari Rusia. Helikopter Mi-17 digunakan banyak negara dan memiliki reputasi baik sebagai kuda beban pengangkut penumpang dan peralatan," kata Yunus.
http://print.kompas.com/