"Perbedaannya mungkin karena kecemburuan, perasaan tidak puas."
"Ini karena corporate culture menjadi sub culture. Hal itu terbawa, menjadi emosional, petangtang-petenteng. Walaupun sejak awal mereka kami kelola dengan penanaman disiplin dan lainnya," kata Moeldoko, Rabu 20 November 2013.
Menurut dia, sikap anggota TNI dan Polri di kalangan prajurit masih
memiliki karakter yang cenderung arogan dan reaktif. Makanya, persoalan
sepele menjadi besar dan sering kali berujung konflik fisik.
"Karakter awalnya ini yang belum bisa dikendalikan. Padahal
persoalannya (bentrokan TNI-Brimob di Karawang) hanya saling
pandang-pandangan," imbuhnya.
Kendati demikian, kata Moeldoko, di level pimpinan TNI dan Polri
tidak ada permasalahan. Ia mengklaim, hubungan antar petinggi Polri
dengan TNI sangat dekat dan baik.
"Pada level diatas, bisa dilihat antara Panglima TNI dangan
Kapolri, Pangdam dengan Kapolda, Dandim dengan Kapolres, semua dekat dan
baik. Persoalan kami adalah hanya antara prajurit yang ada dibawah,"
katanya.
Moeldoko mengimbau kepada para anggota TNI dan Polri, agar kedepan semuanya memiliki kesadaran untuk selalu menjaga kebersamaan.
"Perbedaannya mungkin karena kecemburuan, perasaan-perasaan tidak
puas. Tapi yakinlah, saya akan kerja keras untuk membenahi kondisi itu,"
tuturnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Suhardi Alius,
telah bertemu dengan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Dedi Kusnadi, dan
Pangkostrad, Letjen TNI Gatot Nurmantyo. Mereka membahas bentrokan
antara anggota TNI dari Batalyon 305 dan Brimob Den B Cikole Jawa Barat
di Kantor Pemerintah Kabupaten Karawang.
Disampaikan Suhardi Alius, dari pertemuan tersebut masing-masing
pihak dari Polri dan TNI sudah mendapatkan solusi dan akan memberikan
sanksi kepada setiap anggota yang terlibat dalam keributan itu.
"Jadi untuk yang TNI akan dicari dan diberi sanksi. Begitu juga di
Polri kalau ada yg melanggar kita periksa dan disiplinkan," katanya saat
ditemui di Mapolda Jabar.
Awal mula cekcok
Awal keributan terjadi pada pukul 10.00 WIB, Selasa 19 November
2013. Saat itu seorang anggota TNI Batalyon 305 yang sedang mengantar
istrinya, terlibat cekcok mulut dengan anggota Brimob yang sedang
menjaga keamanan aksi buruh.
Pada pukul 12.30 WIB, sekitar 50 orang anggota Kostrad 305 datang
dan melakukan penyerangan kembali kepada anggota Brimob. Baku hantam
antara anggota TNI dan Brimob ini tidak dapat dihindari.
Lima personel anggota Polres Karawang luka-luka, satu unit mobil
patroli rusak, satu Pos Polisi yang berada di depan Mal Karawang rusak
dan satu Pos Polisi di depan alun-alun Karawang juga rusak.
viva.co.id