Pages

Sunday, 26 January 2014

Mengenal Mayor Ratih, wanita pertama pasukan perdamaian Garuda


Foto: Mengenal Mayor Ratih, wanita
pertama pasukan perdamaian
Garuda

AMELIA 

Jakarta : Mayor Sus Ratih
Pusparini lahir di Denpasar, 29
September 1969. Wanita yang biasa
disapa Ratih ini adalah Wanita TNI
pertama yang diberikan kepercayaan
pemerintah Indonesia untuk
ditugaskan sebagai anggota Pasukan
Garuda.


Ratih bertugas dalam UN Mission In
Democratic Republic of Congo/
MONUC dan Mission in Syria/
UNSMIS pada tahun 2008-2009.
Dia termasuk salah satu Wanita
Angkatan Udara (Wara) Angkatan ke
2 Sepa PK tahun 1995.


Dalam penugasannya tersebut Ratih
pertama kali mewakili Wanita TNI
Indonesia untuk penugasan ke luar
negeri dalam rangka misi PBB. Ratih
yang berpangkat Mayor saat itu
bertugas sebagai Staff Officer yang
terdepan memasuki wilayah-wilayah
konflik dengan resiko yang sangat
tinggi. Salah satunya adalah
tembakan-tembakan peluru nyasar,
bom atau ranjau.


Kiprahnya saat penugasan di Congo
dan Syira membawa nama harum
Indonesia di kancah luar negeri.


Mayor Ratih mendapat penghargaan
The United Nations Medal (Monuc)
dari pemerintah Amerika dan
Penghargaan UN Medal Syria
(UNSMIS).


Ratih merupakan satu dari tujuh
wanita dari berbagai negara saat itu,
dia satu-satunya wanita yang terjun
langsung ke daerah konflik dengan
beberapa rekan laki-laki dari negara
lain.


Meskipun perempuan Ratih, dikenal
sangat tangguh dan pemberani oleh
rekan-rekanya dari negara lain,
sehingga sering menjadi leader pada
sebuah operasi.


Berbekal pengalamanpengalaman
dan prestasi di dalam penugasan ke
luar negeri, Ratih kembali ditunjuk
untuk mengikuti penugasan di
Lebanon UNIFIL. Begitu selesai
penugasan, dia kembali membawa
penghargaan United Nations Peace
Keeping Medal In Indonesia.
Anak ke tiga dari enam bersaudara,
pasangan I Nyoman Sebeng dan
Wikayanti ini tidak hanya sukses
didalam penugasan, dia juga pernah
mengikuti berbagai pendidikan
diantaranya RAAF School of
Management di Australia, Terjun
Free Fall, AKTA-V, Helly Raid
(Reppeling dan Fastrope).


Selain itu Emergency Management
Seminar (ESM), Combined Defence
Intelligence Researchand Analysis
Course (CDIRAC) II, United Nations
Staff Officer Course, United Nation
Civil Military Coordination on
Humanitarian Assistance & Disaster
Relief Course, US Army Civil Affairs
Course dan Ratih juga berhasil
menyelesaikan study S-2 di Monash
University Australia pada tahun
2002.


Sukses dalam pendidikan dan
penugasan, Ratih juga memiliki
riwayat jabatan yang bagus di
lingkup TNI, salah satunya sebagai
Kasi Perstarsis Disbin Wingtarsis
AAU, Pabanda Dalgiatsing Paban II/
Hublu Sintel TNI dan Pabanda
Latgab Paban III/Latga Sops TNI
serta juga pernah mendapat
Satyalancana Santi Dharma XX, XXIII,
XXXI.
Sumber : Merdeka


Jakarta : Mayor Sus Ratih  Pusparini lahir di Denpasar, 29 September 1969. Wanita yang biasa
disapa Ratih ini adalah Wanita TNI pertama yang diberikan kepercayaan pemerintah Indonesia untuk ditugaskan sebagai anggota Pasukan Garuda.


Ratih bertugas dalam UN Mission In Democratic Republic of Congo/ MONUC dan Mission in Syria/ UNSMIS pada tahun 2008-2009. Dia termasuk salah satu Wanita Angkatan Udara (Wara) Angkatan ke
2 Sepa PK tahun 1995.


Dalam penugasannya tersebut Ratih pertama kali mewakili Wanita TNI Indonesia untuk penugasan ke luar negeri dalam rangka misi PBB. Ratih yang berpangkat Mayor saat itu bertugas sebagai Staff Officer yang
terdepan memasuki wilayah-wilayah konflik dengan resiko yang sangat tinggi. Salah satunya adalah tembakan-tembakan peluru nyasar, bom atau ranjau.


Kiprahnya saat penugasan di Congo dan Syira membawa nama harum Indonesia di kancah luar negeri.


Mayor Ratih mendapat penghargaan The United Nations Medal (Monuc) dari pemerintah Amerika dan Penghargaan UN Medal Syria (UNSMIS).


Ratih merupakan satu dari tujuh wanita dari berbagai negara saat itu, dia satu-satunya wanita yang terjun langsung ke daerah konflik dengan beberapa rekan laki-laki dari negara lain.


Meskipun perempuan Ratih, dikenal sangat tangguh dan pemberani oleh rekan-rekanya dari negara lain, sehingga sering menjadi leader pada sebuah operasi.


Berbekal pengalamanpengalaman dan prestasi di dalam penugasan ke luar negeri, Ratih kembali ditunjuk untuk mengikuti penugasan di Lebanon UNIFIL. Begitu selesai penugasan, dia kembali membawa
penghargaan United Nations Peace Keeping Medal In Indonesia. Anak ke tiga dari enam bersaudara, pasangan I Nyoman Sebeng dan Wikayanti ini tidak hanya sukses didalam penugasan, dia juga pernah
mengikuti berbagai pendidikan diantaranya RAAF School of Management di Australia, Terjun Free Fall, AKTA-V, Helly Raid (Reppeling dan Fastrope).


Selain itu Emergency Management Seminar (ESM), Combined Defence Intelligence Researchand Analysis Course (CDIRAC) II, United Nations Staff Officer Course, United Nation Civil Military Coordination on
Humanitarian Assistance & Disaster Relief Course, US Army Civil Affairs Course dan Ratih juga berhasil menyelesaikan study S-2 di Monash University Australia pada tahun 2002.


Sukses dalam pendidikan dan penugasan, Ratih juga memiliki riwayat jabatan yang bagus di lingkup TNI, salah satunya sebagai Kasi Perstarsis Disbin Wingtarsis AAU, Pabanda Dalgiatsing Paban II/
Hublu Sintel TNI dan Pabanda Latgab Paban III/Latga Sops TNI serta juga pernah mendapat Satyalancana Santi Dharma XX, XXIII, XXXI.