, 26 Januari 2014 WIB JAKARTA, Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Perdana Menteri Australia Tony Abbott mencak-mencak dan menuding TNI-AL telah melanggar perairan Australia. Tudingan tak berdasar tersebut terungkap dari wawancara Tony Abbott dengan wartawan Independent Australia , Lee Sails, Selasa kemarin. Wawancara bermula dari konfirmasi yang dilakukan Lee soal adanya laporan tiga kapal TNI-AL yang memasuki perairan Australia di dekat Darwin. Wartawan Independent Australia mengatakan, ada laporan kapal-kapal TNI AL itu memasuki perairan Australia sambil mengawal empat kapal berisi pencari suaka dari wilayah perairan Indonesia menuju Australia. Kemudian harian Australia itu mengutus wartawannya Lee Sails untuk mewawancarai Tony Abbott seputar laporan tersebut. Jawaban Tony Abbott ternyata benar-benar sangat berlebihan atas soal itu. Berikut petikan wawancara
Independent Australia dengan Tony Abbott:
Lee Sails : Selamat pagi Perdana Menteri. Apa yang bisa anda katakan kepada kami tentang kemunculan TNI-AL di perairan Australia?
Tony Abbott : Baik, kami akan membuatnya sangat jelas Lee, sangat jelas. Australia tidak akan mentolerir setiap pelanggaran terhadap teritori Australia. Saya telah menulis surat kepada Presiden Yudhoyono menegaskan hal itu. Kita telah menyiagakan seluruh armada Australia dan setiap kapal yang bertugas di Timur Tengah telah dipanggil pulang untuk mempertahankan tanah air mereka.
Lee Sails : Bukankah itu terlalu berlebihan Perdana Menteri?
Tony Abbott : Tidak itu bukan reaksi yang berlebihan Lee. Ini adalah persoalan yang serius. Ini adalah pelanggaran terhadap teritori kita yang berdaulat. Darwin mungkin saja dapat dihapus dari peta. Itu
mengapa kita bereaksi secara perlahan dan hati-hati serta metodologis menyesuaikan dengan situasi yang terjadi
Lee Sails : Jadi apa yang sebenarnya anda tawarkan untuk dilakukan?
Tony Abbott : Kami punya rencana, Lee, kami punya rencana. Sebuah rencana positif untuk pertahanan Australia. Saya telah memosisikan negara dalam kondisi siaga perang dan meningkatkan 'Operation
Sovereign Border' (operasi kedaulatan perbatasan- red ) ke 'Operation Homeland Defence' (operasi pertahanan tanah air- red ). Scott Morrison (anggota DPR Australia dari Partai Liberal- red ) telah ditunjuk menjadi Menteri Peperangan dan First Lord of the Admiralty (pimpinan tertinggi dari badan yang mengatur komando Angkatan Laut Australia- red )
Lee Sails : First Lord of the Admiralty? Bukankah itu diangkat oleh Inggris?
Tony Abbott : Itu benar Lee. Tetapi di bawah kekuasaan darurat, saya telah membuat pengangkatan dan menegakkan The British Honours System (semacam sistem pengangkatan atau penganugerahan kepangkatan tinggi yang berlaku di lingkungan kerajaan Inggris- red ). Lord Morrison akan segera mengeluarkan pernyataan. Saya mengerti dia (Morrison- red ) telah mempromosikan Letnan Jenderal Angus Campbell sebagai Generalissimo (semacam jenderal besar-red ) yang bertanggung jawab atas Operation Homeland Defence (operasi pertahanan tanah air- red ).
Lee Sails : Tetapi Pak Abbott, tidakkah ada kemungkinan pelanggaran itu adalah sebuah ketidaksengajaan, mungkin karena kesalahan navigasi?
Tony Abbott : Well, sejujurnya itu adalah alasan yang sangat bodoh, Lee, jika bisa saya katatan, Heh, heh, Anda tidak harus menjadi kepala teknisi untuk mengetahui Angkatan Laut Indonesia punya semua peralatan navigasi satelit terbaru. Anda tidak bijaksana jika mengatakan mereka tidak tahu dimana (posisi- red ) mereka. Saya pikir anda menghina kecerdasan pemirsa anda jika anda meminta mereka percaya anggapan yang bodoh itu.
Lee Sails : Jika semua ini mereda, tidakkah Indonesia hanya melakukan apa yang pemerintahan anda lakukan dalam mengembalikan kapal para pencari suaka ke Indonesia?
Tony Abbott : Tidak sama sekali. Itu sama sekali berbeda, sama sekali berbeda, antara bagaimana mengembalikan kapal-kapal itu ke Indonesia dan antara cara Indonesia mengembalikan lagi kapal-kapal itu
ke Australia. Sebagai awalan tidak ada persetujuan bilateral bagi mereka melakukan hal ini. Semua itu adalah kesewenang-wenang dan semacam tantangan perang dari mereka dengan bertindak seperti ini.
Lee Sails : Bagaimana bisa berbeda? Anda juga tidak meminta persetujuan Indonesia sebelum melaksanakan kebijakan anda untuk mengembalikan kapal-kapal (para pencari suaka- red ) ke sana, meskipun mereka sangat keberatan?
Tony Abbott: Sekarang Lee, heh heh, saya pikir anda, ah, membuat isu ini jadi membingungkan. Saya tidak ingin terjebak pada masalah teknis. Intinya adalah tidak untuk ruang untuk diskusi publik, intinya adalah untuk menghentikan ancaman terhadap wilayah perbatasan kita. Dan Lee, Lee, jika saya bisa menambahkan satu poin lagi dan ini sangat penting, ketika ketika mengembalikan kapal-kapal itu ke Indonesia itu selalu dalam ketentuan bahwa hal itu aman dilakukan. Sekarang jika Indonesia menarik kapal-kapal ini dari Jawa ke Darwin sangat sulit dikatakan tindakan yang aman di laut.
Lee Sails : Jadi apa peran Menteri Luar Negeri Julie Bishop dalam situasi darurat ini?
Tony Abbott : Well, perang bukanlah tempat untuk perempuan, Lee. Sekarang saya tahu Julie jika saya bisa bilang punya daya tarik seksual, tetapi semua orang tahu perempuan bisa sangat emosional dalam situasi
seperti ini. Jadi saat ini saya telah menyarankan dia boleh saja mengambil setrikaan di Perth, ketika seluruh anggota kabinet mengatasi masalah ini. Dia punya hak penerbangan gratis untuk pulang tentu saja.
Lee Sails : Anda bilang perang bukanlah tempat untuk perempuan. Tetapi tidakkah anda pernah bilang pada seklompok pemain bola keranjang bahwa kontak semacam itu tidak akan menyakiti siapapun?
Tony Abbott : Sekarang kamu memelintir pernyataan saya. Dapatkah saya hanya membatasi pemikiran bawa kebijakan koalisi adalah atau telah mengecualikan perempuan. Kebijakan kami yang telah kami ulang-ulang sampai wajah kami membiru, adalah kami melindungi hak untuk mengangkat seseorang berdasarkan kepatutat. Lagipula seperti kata Andrew Bolt, para pemuda akan menjadi lebih baik jika ada perempuan di sekitarnya.
Lee Sails : Jadi siapa yang akan memegang peran pejabat sementara menteri luar negeri?
Tony Abbott : Saya telah mengangkat Senator Bernardi di posisi itu. Dia telah menunggu di pinggir untuk waktu yang lama saat ini. Ini situasi yang khas dimana kita membutuhkan seseorang dengan kemampuan
diplomasi yang dikenal luas yang dapat berurusan secara sensitif dengan pihak Indonesia.
Lee Sails : Pak Abbott, dapatkah anda meyakinkan publik Australia bahwa anda tidak akan meningkatkan ketegangan hubungan antara Australia dengan tetangga terdekat terkait hal ini?
Tony Abbott : Saya sangat menjamin hal itu bahwa saya tidak akan terus membuat janji muluk yang tidak bisa saya pegang. Saya tidak pernah melakukannya di masa lalu dan saya tidak akan memulainya sekarang.
gres news