Pameran Indo Defence 2014 lalu banyak menampilkan sejumlah alat-alat pertahanan yang terbilang canggih dan tidak kalah dari negara-negara maju. Mulai dari senjata mesin, software anti sadap, panser, rudal, pesawat, hingga kapal perang. Bahkan PT Pindad (Persero) memiliki senjata sniper yang ditakuti oleh negara-negara lain.
"Hari terakhir kan saya panggil semua itu yang bukan BUMN, BUMS, ke semuanya saya bilang mari semuanya berlomba-lomba membuat produk secanggih mungkin, berlomba silakan," ungkap Ryamizard di Wisma Kemhan, Jalan Bali, Bandung, Jabar, Minggu (9/11/2014).
Meski prestasi dan keahlian anak-anak bangsa tak diragukan lagi dalam menciptakan karya dalam bidang pertahanan, Ryamizard berharap agar semuanya bisa berjalan selaras. Dengan bersatu, maka Indonesia disebutnya akan makin berhasil dalam industri pertahanan.
"Bagaimana setelah kita berpikir untuk negara dan bangsa ini, kalau berlomba kemudian dijadikan satu untuk mewujudkan apa yang kita perlu, karena di negara-negara lain pun juga demikian," kata mantan KSAD itu.
Ryamizard pun mencontohkan bagaimana di Uni Soviet dulu semua stakeholder saling bahu membahu dalam industri pertahanannya. Saat negara tersebut pecah, maka pecahan negara-negara itu pun mampu tetap mandiri dalam bidang pertahanannya.
"Kayak di Uni Soviet dulu kan, kayak ada yang perannya ke mana-mana, jadi begitu pecah sama dia. Karena dulu memang buat di mana-mana, di tempat dia sendiri pun barang-barang home made," tutup Ryamizard. (DetikNews)