
Rheinmetall sendiri sudah sangat kampiun sebagai pemasok alutsista TNI AD dan TNI AL, mulai dari yang terbaru MBT Leopard 2A4, MBT Leopard 2A4 Revolution, IFV Marder 1A3, sampai kanon Penangkis Serangan Udara Twin Gun 20 mm untuk Arhanud TNI AD juga disabet oleh manufaktur asal Negeri Bavaria ini.
Kembali tentang Wiesel, bila merujuk dari sejarahnya, jelas ini bukan ranpur anyar. Wiesel dirancang sejak tahun 70-an dan mulai memperkuat AD Jerman pada akhir tahun 1980. Dengan bobot pada varian standar 2,7 ton, menjadikan Wiesel masuk kategori light air transportable armoured fighting vehicle, artinya jenis ranpur lapis baja ringan yang dipersiapkan untuk mobilitas taktis lewat udara. Dengan ukuran yang kecil serta berat yang ringan, pesawat angkut berat C-130 Hercules bisa membawa 2 unit Wiesel dalam sekali sortir. Helikopter sekelas SA330 Puma pun dapat menggotong Wiesel lewat kabel sling.

Wiesel saat uji coba di Indonesia.

Wiesel diangkut dengan sling oleh Puma Pelita Air Service.

Wiesel 1 saat diangkut dengan truk di Indonesia.
Dari konfigurasinya, Wiesel 2 mengusung jenis mesin diesel Volkswagen 1.9 dengan lima silinder turbo direct injection dan intercooler. Kekuatan mesinnya sanggup menghasilkan 109 hp, sementara transmisinya mengadopsi jenis automatic. Di jalan on road, Wiesel 2 mampu dipacu hingga kecepatan 85 Km per jam. Sementara jangkauan operasinya maksimum 200 Km. Bila dibandingkan dengan Wiesel 1, maka Wiesel 2 sudah dilengkapi tambahan lapisan proteksi, sistem pendingin kompartemen, dan proyteksi anti Nubika untuk awaknya.



Varian paling populer di Wiesel 1 dengan kanon Rheinmetall 20mm.

Varian kanon pada Wiesel 1 dipercaya untuk misi pasukan PBB.

Wiesel 2 dalam varian ambulans tempur.
Varian Wiesel
Dengan desainnya yang kompak, Wiesel menjadi mudah untuk diadopsi dalam beberapa varian. Seperti di Indo Defence 2014, Rheinmetall mendatangkan varian Lightweight Armoured Mortar 120 mm. Lain dari itu ada varian Air Defence Command Post, ambulans, dan Defence Weapon Carrier dengan peluncur rudal Stinger. Namun identitas Wiesel yang paling populer yakni lewat varian fire support dengan kanon Rheinmetall MK Rh20, kemudian ada pula varian yang membawa rudal anti tank HOT dan TOW. Wiesel juga sempat di adopsi sebagai platform radar mobile, salah satunya mengadopsi RATAC-S besutan Alcatel. Radar untuk peran penyesuaian target sasaran artileri ini dapat beroperasi stand alone dengan jangkauan 40 Km.
Meski usianya sudah cukup lama, Wiesel hingga kini hanya dioperasikan oleh AD Jerman dan AS. AD Jerman pun hanya punya 343 varian Wiesel 1 dan 179 varian Wiesel 2. Sementara AS membeli 7 unit untuk bahan uji coba wahana tempur tanpa awak. Meski kurang laris dipasaran, namun Wiesel sudah kenyang diajak ke medan tempur, sebut saja dalam misi pasukan PBB UNOSOM di Somalia, IFOR, SFOR, termasuk Sang Musang pun ikut diajak memburu Taliban di Afghanistan.

Wiesel 2 varian mortir 120mm.

Wiesel 1 membawa rudal anti tank TOW

Wiesel 2 menggotong peluncur rudal Stinger.

Varian pengusung radar.