BANDUNG -- PT Pindad, berkomitmen untuk
membangun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) unggulan. Untuk
mewujudkan hal itu, PT Pindad telah melakukan kerja sama baik di dalam
dan luar negeri.
Menurut Direktur Operasi Produk Pertahanan dan Keamanan yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pindad, Tri Hardjono, pihak yang diajak kerja sama tersebut di antaranya perusahaan Dahana (Indonesia), CMI (Belgia), RDM (Afrika Selatan), SAAB (Swedia), dan FNSS (Turki).
"Kerja sama dengan CMI di antaranya untuk pengembangan pasar di dalam negeri. Selain itu, kami juga menghubungi mereka yang punya pasar bagus di luar negeri," ujar Tri di sela kunjungan Menhan Ryamizard Ryaqudu ke Pindad, Senin (10/11).
Kerja sama lainnya, kata dia, dengan untuk mengembangkan munisi kaliber besar. Sementara dengan SAAB melakukan TOT (transfer of technology) yang bisa diimplementasikan di Indonesia. Dengan FNSS, Pindad melakukan kerja sama medium tank. "Untuk pemenuhan kebutuhan propelan, kami melakukan kerja sama dengan Dahana,'' katanya.
Meskipun multi sourching, kata dia, tetapi PT Pindad tetap menomorsatukan kualitas. Dahana, menjadi pelaksana main project untuk pengadaan propelan.
Sementara menurut Kadep Komunikasi Korporat PT Pindad, Sena Maulana, untuk tiga tahun PT Pindad sudah merencanakan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas produksi dan desain. Pengadaan dalam negeri harus dipenuhi pada 2014. Targetnya, pada 2023 PT Pindad menjadi perusahaan terkemuka. (REPUBLIKA.CO.ID)
Menurut Direktur Operasi Produk Pertahanan dan Keamanan yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pindad, Tri Hardjono, pihak yang diajak kerja sama tersebut di antaranya perusahaan Dahana (Indonesia), CMI (Belgia), RDM (Afrika Selatan), SAAB (Swedia), dan FNSS (Turki).
"Kerja sama dengan CMI di antaranya untuk pengembangan pasar di dalam negeri. Selain itu, kami juga menghubungi mereka yang punya pasar bagus di luar negeri," ujar Tri di sela kunjungan Menhan Ryamizard Ryaqudu ke Pindad, Senin (10/11).
Kerja sama lainnya, kata dia, dengan untuk mengembangkan munisi kaliber besar. Sementara dengan SAAB melakukan TOT (transfer of technology) yang bisa diimplementasikan di Indonesia. Dengan FNSS, Pindad melakukan kerja sama medium tank. "Untuk pemenuhan kebutuhan propelan, kami melakukan kerja sama dengan Dahana,'' katanya.
Meskipun multi sourching, kata dia, tetapi PT Pindad tetap menomorsatukan kualitas. Dahana, menjadi pelaksana main project untuk pengadaan propelan.
Sementara menurut Kadep Komunikasi Korporat PT Pindad, Sena Maulana, untuk tiga tahun PT Pindad sudah merencanakan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas produksi dan desain. Pengadaan dalam negeri harus dipenuhi pada 2014. Targetnya, pada 2023 PT Pindad menjadi perusahaan terkemuka. (REPUBLIKA.CO.ID)