Pages

Monday, 10 November 2014

Meriam Nexter LG1 Mk III, calon andalan Para Ranger


Dengan perkuatan batalyon linud Kostrad sebagai Para Ranger, sudah tentu ada tabel organisasi danperalatan  yang  harus  diperbaharui.  Apabila  dulu  pasukan  linud  semata  adalah  infantri  yangditerjunkan lewat udara, Para Ranger diharapkan mampu melakukan serbuan dan gempuran secaramandiri. Oleh karena itu, alutsista yang dibawa pun harus memiliki daya hancur yang besar, sehinggaPara Ranger memiliki dukungan daya tembak organik dan tidak harus mengandalkan pasukan lain.


Satu yang tengah dibahas serius  adalah dukungan artileri  untuk Para Ranger.  Bukan mortir yangdicari,  melainkan  meriam howitzer.  Ini  syarat  yang susah-susah  mudah,  mengingat  tidak  banyakmeriam artileri yang bisa dibawa terjun payung. Mayoritas harus diangkut dengan helikopter angkutberat.  Penerjunan  langsung  dari  perut  pesawat  angkut  pun  juga  nyaris  mustahil,  kemungkinanterbesar  adalah  penerjunan  dengan  metode  LAPES  (Low  Altitude  Parachute  Extraction  System).Dengan LAPES pun masih sulit, meriam M101A1 dan Kh-178 kaliber 105mm bukan termasuk meriamyang siap diterjunkan dengan palet. US 82nd Airborne Division menggunakan meriam howitzer M102,lalu kira-kira howitzer apa yang cocok untuk Para Ranger?
Jawabannya rupanya tidak jauh-jauh. Meriam howitzer tarik kaliber 105mm LG1 Mk III buatan Nextermenjadi calon solusinya. Meriam ini tangguh, teruji di medan perang Afghanistan, dan memperolehkesuksesan komersial di Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Howitzer ringan yang digunakandan amat disukai  Korps Marinir  TNI  AL (versi  Mk II)  ini  terbukti handal  dioperasikan dan mudahdigunakan. Dengan bobot hanya 1,5 ton, LG1 Mk III  dapat diterjunkan secara aman dari pesawatangkut sekelas C-130 Hercules dengan metode LAPES. Satu C-130 Hercules mampu membawa empatmeriam,  sehingga  komplemen  kargo  meriam  dan  peralatan  pendukungnya  yang  diangkut  duapesawat sudah cukup untuk membentuk satu baterai dan memberikan daya tembak yang kontinyuuntuk pasukan di garis depan. Pun kalau mau diangkut dengan helikopter, LG1 Mk III dapat diangkutoleh helikopter sekelas NBell 412EP yang merupakan tulang punggung Penerbad TNI AD.

Saat  sudah  di  darat,  meriam  ini  dapat  dibagi  dalam 4  bagian  besar  apabila  tak  ada  kendaraanpenarik, atau hanya butuh kendaraan sekelas rantis ringan untuk menariknya. Kemampuan tembaktak usah ditanya, LG1 Mk III kompatibel dengan seluruh amunisi howitzer 105mm NATO. Laras calibre30 (L30) yang dimilikinya mampu memuntahkan sampai 12 peluru per menit, dengan daya tahansampai 7.500 kali penembakan sesuai dengan klaim pabrikan. Kemampuan tembak maksimalnya jugamampu mencapai  jarak 17km, dengan catatan menggunakan munisi  Nexter  tipe OE-LP G3. Jarak17km ini sudah memadai untuk tipikal dukungan serbuaan tipe raid, dan juga aman untuk bateraimeriam yang memerlukan margin aman dari garis depan pertempuran. Kalau menggunakan munisistandar M1, jarak tembaknya hanya di kisaran 11km.
Yang membedakan dengan versi Mk II, LG1 Mk III sudah dilengkapi dengan komputer balistik yangdilengkapi  sistem  inersial,  sehingga  awak  meriam  tidak  sulit  dalam  memetakan  sasaran  yangdipanggil  oleh  regu  Para  Ranger  yang  ada  di  garis  depan.  Apabila  digabungkan  dengan  sistemBattlefield  Management  System  yang  kompatibel,  bukan  tidak  mungkin  awak  meriam  tinggalmereferensikan sasaran yang telah ditetapkan oleh regu Para Ranger melalui layar sentuh, sehingga meminimalkan waktu persiapan penembakan.
Dan menurut informasi yang didapat ARC pada saat Indodefence 2014, kemungkinan TNI-AD akan memesan sebanyak 2 Batalyon (36 unit) LG1 MkIII, disusul Marinir yang memesan sebanyak 1 kompi. Informasi lainnya seputar artileri adalah, adanya kemungkinan tambahan pesanan Sistem Artileri Caesar sebanyak 1 Batalyon serta K-9 juga sebanyak 1 Batalyon. Semoga saja semua rencana ini berjalan lancar. (ARC)