JAKARTA : Alokasi anggaran Kementerian Pertahanan sebesar
Rp 83,4 Triliun yang disebutkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono
dalam pidatonya dihadapan Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (16/7) dinilai
tidak berimbang, dibandingkan dengan anggaran Kepolisian sebesar Rp 41,5
Triliun.
Pasalnya anggaran Kementerian Pertahanan Rp 83,7 Triliun tersebut untuk
lima unit organisasi yaitu Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD,
TNI AL, dan TNI AU.
Penilaian tersebut disampaikan Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq
usai mengikuti Rapat Paripurna DPR RI Pembukaan Masa Sidang I Tahun
Sidang 2013-2014 dan Pidato Presiden RI dalam rangka penyampaian RUU
APBN Tahun Anggaran 2014 di Gedung DPR RI, Jumat (16/7).
"Di pengantar nota keuangan ini memang Kementerian Pertahanan
mendapatkan alokasi anggaran terbesar. Tetapi yang harus dipahami,
anggaran Rp 83,7 Triliun itu untuk lima unit organisasi yaitu
Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU," papar
Mahfudz.
"Semuanya itu bukan untuk Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Itu
untuk Alut Sista, Modernisasi, Belanja Rutin termasuk Gaji personil,"
tambahnya.
Yang dibutuhkan sekarang adalah Tunjangan Khusus untuk prajurit yang
ditugaskan di daerah-daerah terpencil atau tugas-tugas khusus, karena
memang kebutuhan mereka itu jauh melampaui tunjangan minimal yang mereka
dapatkan. Jadi ini yang masih harus dieksplorasi lagi.
"Sebenarnya melihat anggaran Kepolisian sebesar Rp 41,5 Triliun itu
hanya untuk satu unit Polri, ya memang tidak berimbang, tetap Polisi
jauh lebih tinggi proporsinya dibandingkan TNI," kata politisi PKS ini.
Mestinya anggaran ini berimbang, modernisasi alut sista berjalan tapi
kesejahteraan prajurit tertinggal ini terjadi demoralisasi juga. (Rully)