Setidaknya
ada 18 negara dan 40 kapal yang akan mengikuti Latma Komodo 2014 di
wilayah Batam, Natuna dan Anambas. Indonesia sendiri akan mengerahkan
unsur TNI AL, TNI AU, Polri, kesatuan penjagaan pantai (KPLP) departemen
perhubungan dan satu kapal dari SKK Migas dengan jumlah persomil total
3000. TNI AL dalam kegiatan ini melibatkan 19 kapal perang antara lain jenis Sigma dan fregat serta jenis Parcim dan landing platform dock (LPD), froch.
Ke
18 negara peserta adalah 10 negara ASEAN plus 8 peserta
undangan: India, Jepang, Korea, Australia, New Zealand, USA, China, dan
Russia. Latihan bersama latma Multilateral Komodo dengan tema
diselenggarakan pula dengan kegiatan Maritime Hospitality yang dikemas dalam bentuk Indonesia Maritime festival 2014 di mulai 28 Maret 2014.
Acara
ini merupakan lanjutan acara sebelumnya yang berlangsung di Nusa
Tenggara Timur pada 14 September 2013. Sail Komodo 2014 sendiri
merupakan Sail ke-6 kalinya sejak 2009. Event internasional ini
dimulai dengan penyelenggaraan Sail Bunaken 2009, Sail Banda 2010, Sail
Wakatobi – Belitong 2011, dan Sail Morotai 2012.
Pemilihan Lokasi.
Menarik
melihat pemilihan lokasi Latma Komodo 2014 kali ini yang akan
dilaksanakan di Batam, Natuna dan Anambas. Sebelumnya rencana Sail Komodo 2014 akan dilakukan di Raja Ampat, Papua, yang adalah juga merupakan lokasi wisata unggulan. Dan pilihan mengadakan Sail
Komodo di lokasi-lokasi wisata unggulan adalah wajar mengingat acara
ini selalu mempunyai dampak positif peningkatan ekonomi dari sektor
wisata bagi daerah dimana pagelaran ini dilangsungkan.
Ketika
kemudian lokasi diganti menjadi Kepulauan Riau di hadapan Laut China
Selatan bisa diartikan pemerintah dan TNI mengejar nilai politis dan
strategis selain nilai ekonominya. Cukup mengherankan ketika terdengan
kabar bahwa Presiden SBY tidak akan menghadiri acara Latma Komodo 2014 yang sangat bernilai strategis tinggi dan luas ini.
Anambas
adalah kepulauan di barat pulau Natuna yang pernah didaulat sebagai
kepulauan yang paling indah se-Asia Tenggara. Merupakan destinasi wisata alam dan bahari
yang kurang dikenal kebanyakan wisatawan dalam negeri namun merupakan
surga bagi penggemar wisata bahari mancanegara. Kebanyakan paket wisata
ke daerah ini malah dikuasai agen wisata dari Singapura dan Malaysia.
Pagelaran latihan multilateral ini akan merupakan promosi tidak
langsung bagi potensi wisata Anambas dan pada akhirnya akan
meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal ini bisa memancing industri lain
masuk dan semakin ‘menghidupkan’ wilayah luar Indonesia ini. Dan hal
tersebut juga merupakan nilai strategis bagi kepulauan luar mengingat
sedang panasnya adu klaim beberapa negara di utara wilayah tersebut.
Seperti motto Latma Komodo kali ini “Cooperation For Stability”,
memang itulah tujuan utama dari acara tersebut. Dengan ikutnya berbagai
negara yang punya konflik kepentingan bahkan sengketa wilayah di
dalamnya diharapkan akan bisa diselesaikan dengan mempertimbangkan
kepentingan bersama, yaitu keamanan regional. Indonesia sendiri sering
menjadi penengah dalam berbagai konflik negara-negara tetangga.
Kehadiran tamu undangan dari berbagai kubu merupakan pengakuan terhadap
potensi Indonesia sebagai penengah/penyeimbang di kawasan.
Menarik
juga jika dihubungkan dengan rencana pembangunan pangkalan militer di
Pulau Natuna. Setelah rencana pembangunan pangkalan Angkatan Laut juga
diumumkan pembangunan shelter pesawat tempur di
Natuna. Komandan Pangkalan Udara Ranai, Letkol (Pnb) Andri Gandy,
mengatakan pangkalan Udara TNI AU Ranai akan segera diliengkapi dengan
jet tempur canggih Sukhoi. Untuk itu di pangkalan ini akan segera
dibangun shelter Sukhoi di hanggar barat Lanud Ranai.
Lanud
Ranai sendiri terletak di timur pulau Natuna besar dan berhadapan
dengan LCS. Dan berita tersebut menambah sinyal menjadikan Natuna
sebagai titik kekuatan TNI setelah sebelumnya KASAD mengatakan Apache akan ditempatkan di Natuna. Berita-berita tersebut muncul bersamaan dengan persiapan penyelenggaraan LATMA KOMODO 2014 ini.
Apakah ada strategi baru dari strategi pertahanan TNI? Apakah Sukhoi dan AH-64 E Guardian akan permanen berbasis di Natuna? Apakah TNI mulai flexing its muscle
jauh ke luar wilayah pertahanan sendiri? Karena dari titik lokasi baru
pangkalan pespur sekelas Sukhoi terlihat lebih ‘mengancam’ ke luar
daripada deterrence dan pertahanan wilayah.jkgr