Pages

Saturday, 5 April 2014

Welcome Eurofighter Typhoon TNI AU

eurofighter-typhoon
Eurofighter Typhoon memiliki moncong yang lebih besar, untuk memberi ruang bagi radar AESA yang lebih besar. (photo: Eurofighter)
JAKARTA: Jika tidak ada aral melintang, jet tempur Eurofighter Typhoon TNI AU akan tiba tahun depan, untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Jet tempur Eurofighter Typhoon dengan nilai kontrak 1,5 Miliar USD ini akan datang bertahap, untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger TNI AU.
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pepatah itu digunakan pemerintah Indonesia dalam strategi pengadaan dan penguatan alutsista.
Menurut sumber JakartaGreater.com, dengan pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon ini, PT DI akan mendapatkan pengembangan: airframe, avionics (include multi mode mission radar yang akan dikembangkan PT LEN. Kemampuan PT LEN akan terus meningkat. Saat ini PT LEN sudah mengembangkan medium range radar 2D dan juga ada co-produksi radar 3D.
PT DI akan semakin percaya diri dalam menyerap teknologi untuk mengembangkan Jet Tempur KFX/IFX yang saat ini bekerjasama dengan Korea Selatan.

Pembelian dan transfer of technology dari Eurofighter Typhoon, bisa dikatakan sebuah kemajuan diplomasi TNI. Selama ini kita kenal, beberapa negara NATO enggan berbagi Transfer of Technology (ToT) mesin jet tempur mereka, kepada negara Non-NATO. Dengan langkah ini, mesin jet tempur KFX/IFX Indonesia nanti, tidak harus sama dengan mesin jet tempur KFX/IFX Korea Selatan yang cenderung menggunakan mesin F-414-400 Amerika Serikat.
Dengan pembelian Eurofighter Typhoon oleh TNI AU, besar kemungkinan IFX Indonesia menggunakan mesin yang diusung typhoon.
Dalam presentasinya di Korea Selatan, PT DI menyatakan, KFX /IFX yang dibangun harus memiliki daya dorong yang besar. Hal ini untuk mengejar kemampuan IFX yang mengusung teknologi 4,5 G yang terus dikembangkan menjadi pesawat stealth 5 G.
Typhoon memiliki kelebihan daya dorong dibanding Dassault Rafale. Mesin EJ200 Typhoon mampu mempertahankan dayanya dalam kecepatan tinggi, sehingga memberikan Typhoon akselerasi superior pasca 1.5 Mach. Dibandingkan Rafale, Meskipun mesin M88 Rafale dapat berfungsi baik dalam aliran udara terbatas pada high altitude, pesawat akan kehilangan tenaga yang membatasi Rafale pada kecepatan 1,8-1,9 Mach saja, sedangkan Typhoon tetap bertenaga melewati kecepatan 2 Mach.
eurofighter-typhoon (photo: baesystems)
eurofighter-typhoon (photo: baesystems)
Keunggulan mesin EJ200 Typhoon menjadi modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan pesawat tempur IFX yang canggih.
Jet tempur Typhoon yang mulai datang tahun 2015, akan mendampingi SU-27/30, sebagai alat pemukul TNI AU. Pembelian typhoon merupakan upaya diversifikasi pembelian senjata yang dibarengi rencana jangka panjang.
Eurofighter Typhoon produksi tahun 2014 mulai dilengkapi radar AESA (active electronically scanned array) yang merupakan lompatan teknologi dalam sensor baru pesawat tempur, karena sumber tenaga (transmitter) berasal dari banyak modul TR yang terdapat pada antenna. Efeknya pesawat tempur ini memiliki kemampuan pendeteksian yang tinggi, penargetan, pelacakan serta kemampuan perlindungan diri sendiri. Dengan demikian pesawat ini memiliki kemampuan full spectrum of air operations. Welcome eurofighter typhoon Indonesia.