Pages

Sunday, 30 March 2014

Radar TNI yang Mungkin Memantau Malaysia Airlines

Radar TNI yang Mungkin Memantau Malaysia Airlines  
Grafik ini menunjukkan perkembangan kabar pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang dari saat lokasi kontak terakhir (1), terpantau radar militer (2), sinyal satelit (3), penangkapan dua benda diduga puing pesawat oleh satelit Australia pada 20 Maret (4), dan penemuan terakhir oleh satelit China (5).


 Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mengaku radarnya tidak mendeteksi pesawat Malaysia Airlines MH370. Bahkan menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU Hadi Tjahjanto semua radar TNI beroperasi bagus. "Semua spekulasi kan masih katanya melintas, kami juga tidak tahu melintas atau tidak. Radar tidak mendeteksi obyek radar MH370," kata dia ketika dihubungi, Selasa, 25 Maret 2014.

Ada dua skenario yang diberikan pemerintah Malaysia setelah pesawat MH-370 hilang dari radar:

1. Pesawat kemungkinan menuju koridor selatan arah Samudra Hindia. Rute itu menurut Malaysia melewati ujung Pulau Sumatera dan Jawa.

Pada daerah itu terdapat beberapa radar milik Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohahudnas) I TNI AU. Setidaknya ada tiga tempat yang bisa menjangkau ketika dilewati pesawat MH370, yaitu Satuan Radar di Tanjung Pinang, Tangerang, dan Sukabumi. Pada ketiga tempat itu TNI AU mengoperasikan beberapa varian radar Thomson buatan Perancis dan Master T buatan Thales Raytheon yang dioperasikan sejak tahun 1980-1990. Kemampuan radar-radar tersebut mampu menjangkau obyek di udara antara 35-44 ribu meter.

2. Seiring ditemukannya dugaan puing pesawat di dekat Perth, pesawat Malaysia Airlines MH370 diduga melewati ujung Pulau Sumatera.

Beberapa satuan radar dalam skenario kedua masuk dalam jajaran Kohahudnas III, paling ujung terdapat radar di Lhokseumawe. Selain titik itu, TNI AU juga mempunyai radar di Sibolga dan Dumai. Sedikit berbeda, kemampuan radar di daerah Pulau Sumatera itu hanya mampu menjangkau 35 ribu meter saja.

Cara lain menangkap sinyal pesawat MH370 adalah melalui alat navigasi penerbangan yang disebut Automated Dependent Survelent Broadcast (ADSB). Sebelumnya Kementerian perhubungan pada 11 Maret 2014 sudah mengirimkan data sinyal pesawat MH370 ke pemerintah Malaysia. Sinyal ADBS waktu itu terlacak dari ADSB yang ditempatkan di Pulau Natuna. Indonesia sendiri setidaknya mempunyai 30 titik ADSB di seluruh Indonesia. Beberapa titik ADSB yang lain di antara dua skenario itu, yaitu: Banda Aceh, Cilacap, Bandara Soekarno Hatta, dan Palembang. Namun pesawat tidak akan terlacak ADSB bila hilang dari sinyal.

Tempo